MAKALAH
Indikator
Pendidikan
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Ilmu
Pendidikan
Dosen: Dr. Sudjarwo Singowidjojo M.Sc
Fakultas Ilmu Pendidikan
Program Studi PGSD
Disusun
oleh:
Nia Kurniawati
NIM:
2013820046
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jln. K.H. Ahmad Dahlan,
Cireundeu-Ciputat
Tahun Akademik 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji penulis sampaikan kepada Dzat
Allah Yang Maha Suci, syukur pun tak lupa penulis sampaikan kepada Dzat Allah
Yang Maha Ghafur. Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Indikator Pendidikan”. Makalah ini penulis susun untuk memenuhui salah
satu tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Penulis menyusun
makalah ini bertujuan untuk mengetahui landasan filosofi dan keilmuan yang
digunakan dalam ilmu pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan
makalah ini belum mampu mendekati kata sempurna. Hal ini dikarenakan
keterbatasan penulis dalam menguasai dan memahami bidang sastra. Tetapi,
keterbatasan ini tidak mematahkan
semangat penulis untuk terus menyusun dan menyelesaikan karya tulis ini dengan
dibantu oleh berbagai pihak, baik bantuan moril ataupun materil. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan penulis, penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
- Bpk. Dr. Sudjarwo Singowidjojo M.Sc sebagai dosen sekaligus pembimbing dalam bidang Ilmu Pendidikan.
- Ibu dan Ayah tercinta yang telah memberikan motivasi dalam berbagai bidang serta yang telah memberikan do’a yang tiada henti untuk kelancaran hidup penulis.
- Teman-temanku seperjuangan yang ikut serta merasakan kelelahan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga pembuatan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, khusunya bagi penulis. Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada kita semua. Amiin.
Ciputat, September 2013
Penulis,
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perkembangan pemikiran
manusia dalam memberikan batasan tentang makna dan pengertian pendidikan,
setiap saat selalu menunjukkan adanya perubahan. Perubahan itu didasarkan atas
berbagai temuan dan perubahan di lapangan yang berkaitan dengan semakin
bertambahnya komponen system pendidikan yang ada. Berkembangnya pola pikir para
ahli pendidikan, pengelola pendidikan, dan pengamat pendidikan yang membuahkan
teori-teori baru. Kemajuan alat teknologi turut andil dalam mewarnai perubahan
makna dan pengertian pendidikan tersebut. Pada saat yang sama, proses
pembelajaran dan pendidikan selalu eksis dan terus berlangsung. Karena itu,
bisa jadi pandangan seseorang tentang makna atau pengertian pendidikan yang
dianut oleh suatu Negara tertentu, pada saat yang berbeda makna dan pengertian
pendidikan itu justru tidak relevan. Namun demikian, selama belum ada teori dan
temuan baru tentang makna dan pengertian pendidikan, maka teori dan temuan yang
telah ada masih relevan untuk dimanfaatkan sebagai acuan.
Pendidikan di
Indonesia tentu memiliki system dan aturan tersendiri dalam mengembangkan
pendidikan kepada masyarakatnya. Tolak ukur pencapaian prestasi dan kecerdasan
peserta didik merupakan salah satu dari system pendidikan yang ada di
Indonesia. Tolak ukur pencapaian prestasi dan kecerdasan ini dikenal dengan
istilah indicator pendidikan. Indicator diciptakan dalam pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menempuh pendidikan yang
sesuai dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Indikator Pendidikan
Indikator
pendidikan merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan dapat diobservasi. Indicator dirumuskan
dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan
indicator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.
Dalam mengembangkan indicator perlu mempertimbangka
- tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam kompetensi dasar;
- karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah, dan;
- potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat dan lingkungan/daerah.
2.2.
Fungsi Indikator
Indicator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam
mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD (Standar
Kompetensi-Kompetensi Dasar). Indikator memiliki fungsi sebagai berikut:
2.2.1. Pedoman dalam
Mengembangkan Materi Pembelajaran
Pengembangan
materi pembelajaran harus sesuai dengan indicator yang dikembangkan. Indicator
yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi,
dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
2.2.2.
Pedoman dalam Mendesain Kegiatan Pembelajaran
Desain pembelajaran
perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai secara maksimal.
Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan indicator yang
dikembangkan, karena indicator dapat memberikan gambaran kegiatan pembelajaran
yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indicator yang menuntut kompetensi
dominan pada aspek procedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan
tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi
discovery-inquiry.
2.2.3.
Pedoman dalam Mengembangkan Bahan Ajar
Bahan ajar perlu
dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi peserta didik.
Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indicator sehingga
dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
2.2.4.
Pedoman dalam Merancang dan Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar
Indikator menjadi
pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil belajar.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis
penilaian, serta pengembangan indicator penilaian. Pengembangan indicator
penilaian harus mengacu pada indicator pencapaian yang dikembangkan sesuai
dengan tuntutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
2.3. Mekanisme
Pengembangan Indikator
2.3.1.
Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD
Langkah pertama
pengembangan indicator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD.
Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan
standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indicator melebihi standar
minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat
dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat
kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan,
tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan
lebih rendah daripada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan
merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat
kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukkan penekanan aspek yang diinginkan,
mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indicator harus
mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan KD. Jika aspek
keterampilan lebih menonjol, maka indicator yang dirumuskan harus mencapai
kemampuan keterampilan yang diinginkan.
2.3.2.
Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah
Pengembangan
indicator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan
sekolah karena indicator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan
Pemerintah no 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran
adalah sebagai berikut:
Kelompok Mata
Pelajaran
|
Mata Pelajaran
|
Aspek yang
Dinilai
|
Agama
dan Akhlak Mulia
|
Pendidikan
Agama
|
Afektif
dan Kognitif
|
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
Afektif
dan Kognitif
|
Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
|
Penjas
Orkes
|
Psikomotorik,
Afektif, dan Kognitif
|
Estetika
|
Seni
Budaya
|
Afektif
dan Psikomotorik
|
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
|
Matematika,
IPA, IPS, Bahasa, dan TIK
|
Afektif,
Kognitif, dan/atau Psikomotorik sesuai karakter mata pelajaran
|
Setiap mata pelajaran
memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainnya.
Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indicator.
Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca,
berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika yang
dominan pada aspek analisis logis. Guru
harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran
sebagai acuan indicator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen
standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata
pelajaran.
Pengembangan indicator
memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam. Peserta
didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar. Oleh karena itu,
indicator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta didik
dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestik selayaknya
diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur
secara proporsional.
Karakteristik sekolah
dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indicator karena target pencapaian
sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal
dapat mengembangkan indicator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf
internasional dapat mengembangkan indicator dari SK dan KD dengan mengkaji
tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan.
Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam
mengembangkan indicator.
2.3.3.
Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi
peserta didik, sekolah, dan daerah perlu dianalisis untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan indicator. Penyelenggaraan pendidikan
seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan
pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat
potensi yang diraihnya.
Indicator juga harus
dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah di masa yang akan datang,
sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah yang berguna untuk
mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indicator.
2.3.4.
Merumuskan Indikator
Dalam merumuskan
indicator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
-setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi 3 indikator;
-keseluruhan indicator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD;
-indicator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi;
-rumusan indicator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran;
-indicator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai;
-rumusan indicator dapat dikembangkan menjadi beberapa indicator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
-setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi 3 indikator;
-keseluruhan indicator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD;
-indicator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi;
-rumusan indicator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi pembelajaran;
-indicator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai;
-rumusan indicator dapat dikembangkan menjadi beberapa indicator penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Indikator pendidikan
merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indicator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja
operasional yang terukur dan dapat diobservasi. Fungsi indicator adalah sebagai
berikut:
Ø pedoman
dalam mengembangkan materi pembelajaran;
Ø pedoman
dalam mendesain kegiatan pembelajaran;
Ø pedoman
dalam mengembangkan bahan ajar;
Ø pedoman
dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Ada pun mekanisme
pengembangan indicator adalah sebagai berikut:
·
menganalisis tingkat kompetensi
dalam SK dan KD;
·
menganalisis
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;
·
menganalisis kebutuhan
dan potensi;
·
merumuskan indicator.
DAFTAR
PUSTAKA
Adaptasi dan disarikan dari Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Indikator.
Sumber dari internet
nama pengarang : Akhmad Sudrajat
tanggal revisi
terakhir : 15 Agustus 2008
judul makalah/artikel : Pengembangan Indikator
Pencapaian Kompetensi Dasar
media yang memuat : tentang pendidikan
tanggal akses : 29 September 2013
Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar