Pendidikan
Disiplin Ilmu
(Pendidikan
IPS, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bisnis, Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Geografi, Pendidikan Seni, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Pedagogik Olahraga)
Disusun
oleh:
Nia Kurniawati
NIM:
2013820046
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dunia
ini diciptakan bagi seluruh makhluk. Namun, baik buruknya dunia ini tergantung
atas manusia yang ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini. Kadang kala
manusia tidak mampu bersyukur atas dirinya yang telah ditetapkan sebagai
khalifah. Untuk mampu mengelola dunia dengan baik, maka manusia perlu belajar
agar memperoleh ilmu pengetahuan untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah.
Ilmu pengetahuan saja tidak cukup bagi manusia untuk mengelola bumi ini, maka
dari itu manusia juga perlu memiliki pendidikan. Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Ini berarti, melalui
pendidikan seharusnya terjadi proses belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan
dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, untuk pengembangan diri sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan kemampuan untuk hidup bermasyarakat.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan
manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisiya sebagai khalifatun fil ardhi, yang pada
gilirannya akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang
bertaqwa, beriman, berilmu dan beramal sholeh.
Pendidikan
memiliki peranan penting bagi warga negara. Pendidikan bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak
untuk mendapatkan pendidikan.
Berdasarkan
uraian di atas, penulis akan menyusun makalah mengenai “Pendidikan Sebagai Disiplin
Ilmu” yang difokuskan pada pembahasan Pendidikan
IPS, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bisnis, Pendidikan Sejarah, Pendidikan
Geografi, Pendidikan Seni, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Pedagogik Olahraga.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
Peningkatan
mutu strategi pembelajaran IPS, khususnya kualitas serta produktivitas strategi
pembelajaran IPS, mencakup pemikiran konseptual, peningkatan kualitas guru,
penataan proses belajar dan peran peserta didik dalam belajar, sumber daya dan
sarana pendidikan, evaluasi dan rekonstruksi program mesti diarahkan pada
pengembangan kualitas kemampuan belajar peserta didik.
Dasar
konseptual tentang hakikat dan tujuan pendidikan IPS, perlu dirumuskan secara
jelas untuk memberikan arah konseptual bagi pengembangannya Strong (1982),
menganggap bahwa analisis filosofis sangat penting dalam mengembangkan dasar
konseptual pendidikan IPS. Rumusan konseptual yang paling tepat bagi kondisi
dan kepentingan pendidikan di Indonesia, mesti diangkat dari realitas kondisi
social budaya sebagai landasan ppengembangan bidang studi ini. Dasar konseptual
rumusan pengertian pendidikan IPS, perlu
dikembangkan agar dapat memberikan kejelasan bagi arah pengembangannya.
B.
Pendidikan
Ekonomi
Ilmu
ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu social dan memiliki obyek formal sama
dengan obyek formal ilmu-ilmu social lainnya. Adapun obyek material ilmu ekonomi
terkait dengan bagaimana manusia melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam
melaksanakan pendidikan ekonomi para pendidik harus memahami karakteristik
utama bidang studi ekonomi dan dituntut untuk memiliki kompetensi professional
penguasaan bagan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media
dan sumber belajar, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi
belajar-mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal fungsi bimbingan belajar,
menyelenggarakan administrasi sekolah, dan mengatasi penelitian pengajaran.
C.
Pendidikan
Bisnis
Pendidikan
bisnis di Indonesia tidak lepas dari pendidikan kejuruan (SMK). Proses
pembelajaran dalam pendidikan bisnis harus diarahkan kepada pemanfaatan
pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup sasaran didik di tengah-tengah
kehidupan masyarakat sehingga belajar sambil bekerja menjadikan nilai
tersendiri bagi peserta didik.
Salah
satu yang bisa digunakan dalam pendidikan bisnis di Indonesia khususnya di
sekolah-sekolah kejuruan adalah dengan adanya kurikulum PSG (pendidikan system
ganda). Dalam hal ini, siswa dibekali kemampuan sehingga ketika siswa lulus
memiliki kemampuan yang siap untuk bekerja. Dan mampu bersaing dengan pekerja
yang sudah lama.
D.
Pendidikan
Sejarah
Sejarah
selalu memiliki use value bagi kehidupan manusia, setidaknya memilik fungsi
edukatif, inspiratif, instruktif, dan rekreatif. Sejarah juga bermakna sebagai
philosophy teaching by example, didactic history, cahaya kebenaran, saksi
waktu, guru kehidupan (historia magistra vitae) maupun prima esse historiae
legem ne quid falsi dicere audeat, ne quid very non audeat (hukum pertama dalam
sejarah ialah takut mangatakan kebohongan, hukum berikutnya tidak takut
mengatakan kebenaran). Namun sebagai kulminasi studi sejarah adalah kesadaran
sejarah. Melalui pengembangan kesadaran sejarah tersebut mampu berperan sebagai
orientasi intelektual yang bersifat kritis dan kreatif, mawas diri, serta
introspeksi yang tiada henti.
Mengenai
peran dan kedudukan sejarah, terdapat tiga peranan yang dimainkan, yaitu:
- Sejarah sebagai peristiwa, merupakan sejarah sebagai sebuah kenyataan (sejarah serba obyektif), karena didukung oleh evidensi-evidensi yang menguatkan baik berupa witness yang dijadikan historical sources, relics atau remains, serta record.
- Sejarah sebagai cerita, merupakan hasil rekontruksi sejarawan berdasarkan fakta-fakta dan penafsiran subjek/sejarawan terhadap peristiwa (sejarah serba subjektif).
- Sejarah sebagai ilmu, karena sejarah juga memiliki the body of knowledge, metodologi yang spesifik.
E.
Pendidikan
Geografi
Secara
keilmuan geografi mempunyai sejarah yang panjang, definisi, fungsi dan perannya
terus berkembang seiring dengan kebutuhan dan tuntutan pada jamannya. Aliran
logografi menjadi begitu penting di saat awal penjelajahan permukaan bumi,
namun kemudian analisis keruangan, mencari pembuktian empiris persamaan dan
perbedaan permukaan bumi menjadi dominan sampai saat ini. Paradigma nomotetik
dan ideografik berjalan bersamaan sesuai
dengan kebutuhan. Lokasi, tempat, relasi, gerakan dan regionalisasi
konsep yang banyak digunakan dalam menganalisis permukaan bumi, dengan
mempergunakan pendekatan keruangan, wilayah dan lingkungan.
Ada
empat alasan mengapa perlu mempelajari geografi:
·
Alasan eksistensi manusia di bumi
·
Alasan etika
·
Alasan mengembangkan intelektual
·
Alasan praktis.
F.
Pendidikan
Lingkungan Hidup
Saat
ini kita sedang menyaksikan suatu transisi cakrawala yang tak terbatas ke
pencarian keseimbangan dalam ruang yang sempit atau bahkan yang tak terbatas.
Pada intinya, dunia berada dalam masa transisi di mana bentuk social, tata cara
yang berlangsung, serta nilai-nilai akan berlalu sebelum bentuk-bentuk dan
metodologi baru punya waktu yang cukup untuk menggantikannya. Dalam hal ini
terjadi interaksi yang rumit, di mana jalinan interaksi local tidak lagi dapat dibedakan
dengan jalinan interaksi dalam skala global. Dampak dari proses ini adalah
beban yang cukup berat bagi sumber daya alam dalam proporsi yang memacu pada
ketergantungan dan pertentangan baru yakni eksploitasi sumber daya alam yang
tidak terkendali, terjadinya limbah, pencemaran, dan kemiskinan. Permasalahan
kerusakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan, kemudian
merebak secara global. Perluasan padang pasir, penggundulan hutan, erosi tanah,
hujan asam dan pencemaran udara perkotaan menjadi agenda internasional. Selain
itu ditambah pula dengan berlubangnya lapisan ozon, pemanasan global, dan
ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
Berdasarkan
permasalahan di atas, pendidikan lingkungan hidup penting diberikan kepada
siswa agar peserta didik mampu menjaga lingkungan sekitar sedini mungkin,
sehingga dapat melestarikan lingkungan di masa sekarang dan untuk masa depan.
G.
Pendidikan
Seni
Pendidikan
seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni.
Pendidikan secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak
menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya,
memperluas kesadaran social dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
Tujuan
pendidikan seni sejalan dengan tanggungjawab yang luas dari pendidikan secara
umum. Program seni di sekolah memfasilitasi siswanya menyediakan kesempatan
bagi pemenuhan dirinya melalui
pengalaman berkesenian berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan
dan dunianya.
Prinsip-prinsip
dasar pendidikan senii di sekolah yang mendukung kepada berbagai aspek
pembelajaran berpeluang untuk diintegrasikan dalam berbagai disiplin ilmu.
Pendidikan seni memberikan kontribusi kepada pembentukan sikap pembelajaran
seumur hidup, pemahaman dan penghargaan terhadap berbagai perbedaan, serta
mendukung kemampuan dasar kecakapan hidup, literasi, numerasi, dan perspektif
masa depan. Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan seksama berdasarkan
prinsip-prinsip keadilan, melibatkan dan terpusat kepada kebutuhan siswa dengan
menghargai keunikan siswa secara individu, dalam perencanaan penyelenggaraan
dan penilaiannya.
H.
Pedagogik
Olahraga
Pedagogic
olahraga adalah sebuah disiplin ilmu keolahragaan yang berpotensi untuk
mengintegrasikan subdisiplin ilmu keolahragaan lainnya untuk melandasi semua
praktek dalam bidang keolahragaan yang mengandung maksud dan tujuan untuk
mendidik.
Kajian
ruang lingkup pedagogic olahraga memang tidak lepas dari pemahaman kita
terhadap eksistensi ilmu keolahragaan. Dari perspektif sejarah, di Indonesia,
status dan pengakuan terhadap ilmu keolahragaan tergolong sangat muda baik
ditinjau dari tradisi dan paradigma penelitian maupun produk riset yang dapat
diandalkan untuk melandasi tataran praktis. Akademi Pendidikan Jasmani yang
didirikan di Bandung pada tahun 1950, di bawah naungan Universitas Indonesia,
merupakan cikal bakal dari lembaga yang mengemban misi, terutama untuk
penyiapan tenaga guru yang berkualitas pendidikan tinggi di bidang pendidikan
jasmani.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peningkatan
mutu strategi pembelajaran IPS, khususnya kualitas serta produktivitas strategi
pembelajaran IPS, mencakup pemikiran konseptual, peningkatan kualitas guru,
penataan proses belajar dan peran peserta didik dalam belajar, sumber daya dan
sarana pendidikan, evaluasi dan rekonstruksi program mesti diarahkan pada
pengembangan kualitas kemampuan belajar peserta didik. Sama halnya dengan
pendidikan sains, pendidikan IPS juga memiliki pendidikan terpadu dan
pendidikan terpisan. Pendidikan terpisah IPS yaitu pendidikan ekonomi,
pendidikan sosiologi, pendidikan geografi, dan pendidikan sejarah.
Pendidikan
lingkungan hidup penting diberikan kepada siswa agar peserta didik mampu
menjaga lingkungan sekitar sedini mungkin, sehingga dapat melestarikan
lingkungan di masa sekarang dan untuk masa depan.
Pendidikan
seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni.
Pendidikan secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak
menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya,
memperluas kesadaran social dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
Pedagogic olahraga adalah sebuah
disiplin ilmu keolahragaan yang berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin
ilmu keolahragaan lainnya untuk melandasi semua praktek dalam bidang
keolahragaan yang mengandung maksud dan tujuan untuk mendidik.
Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar