Senin, 18 Mei 2015

Pendidikan Disiplin Ilmu (Pendidikan IPS, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bisnis, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Pedagogik Olahraga)

Pendidikan Disiplin Ilmu
(Pendidikan IPS, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bisnis, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Pedagogik Olahraga)

Disusun oleh:
Nia Kurniawati
NIM: 2013820046

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dunia ini diciptakan bagi seluruh makhluk. Namun, baik buruknya dunia ini tergantung atas manusia yang ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini. Kadang kala manusia tidak mampu bersyukur atas dirinya yang telah ditetapkan sebagai khalifah. Untuk mampu mengelola dunia dengan baik, maka manusia perlu belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah. Ilmu pengetahuan saja tidak cukup bagi manusia untuk mengelola bumi ini, maka dari itu manusia juga perlu memiliki pendidikan. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Ini berarti, melalui pendidikan seharusnya terjadi proses belajar untuk memperoleh pengetahuan yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan, untuk pengembangan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan untuk hidup bermasyarakat.
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan tidak hanya untuk memanusiakan manusia tetapi juga agar manusia menyadari posisiya sebagai khalifatun fil ardhi, yang pada gilirannya akan semakin meningkatkan dirinya untuk menjadi manusia yang bertaqwa, beriman, berilmu dan beramal sholeh.
Pendidikan memiliki peranan penting bagi warga negara. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu, setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menyusun makalah mengenai “Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu” yang difokuskan pada pembahasan Pendidikan IPS, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Bisnis, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan Seni, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Pedagogik Olahraga.

  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Peningkatan mutu strategi pembelajaran IPS, khususnya kualitas serta produktivitas strategi pembelajaran IPS, mencakup pemikiran konseptual, peningkatan kualitas guru, penataan proses belajar dan peran peserta didik dalam belajar, sumber daya dan sarana pendidikan, evaluasi dan rekonstruksi program mesti diarahkan pada pengembangan kualitas kemampuan belajar peserta didik.
Dasar konseptual tentang hakikat dan tujuan pendidikan IPS, perlu dirumuskan secara jelas untuk memberikan arah konseptual bagi pengembangannya Strong (1982), menganggap bahwa analisis filosofis sangat penting dalam mengembangkan dasar konseptual pendidikan IPS. Rumusan konseptual yang paling tepat bagi kondisi dan kepentingan pendidikan di Indonesia, mesti diangkat dari realitas kondisi social budaya sebagai landasan ppengembangan bidang studi ini. Dasar konseptual rumusan pengertian pendidikan IPS,  perlu dikembangkan agar dapat memberikan kejelasan bagi arah pengembangannya.

B.     Pendidikan Ekonomi
Ilmu ekonomi merupakan bagian dari ilmu-ilmu social dan memiliki obyek formal sama dengan obyek formal ilmu-ilmu social lainnya. Adapun obyek material ilmu ekonomi terkait dengan bagaimana manusia melakukan pilihan dalam memenuhi kebutuhan.
Dalam melaksanakan pendidikan ekonomi para pendidik harus memahami karakteristik utama bidang studi ekonomi dan dituntut untuk memiliki kompetensi professional penguasaan bagan, pengelolaan pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, menguasai landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar-mengajar, menilai prestasi belajar, mengenal fungsi bimbingan belajar, menyelenggarakan administrasi sekolah, dan mengatasi penelitian pengajaran.

C.    Pendidikan Bisnis
Pendidikan bisnis di Indonesia tidak lepas dari pendidikan kejuruan (SMK). Proses pembelajaran dalam pendidikan bisnis harus diarahkan kepada pemanfaatan pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup sasaran didik di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga belajar sambil bekerja menjadikan nilai tersendiri bagi peserta didik.
Salah satu yang bisa digunakan dalam pendidikan bisnis di Indonesia khususnya di sekolah-sekolah kejuruan adalah dengan adanya kurikulum PSG (pendidikan system ganda). Dalam hal ini, siswa dibekali kemampuan sehingga ketika siswa lulus memiliki kemampuan yang siap untuk bekerja. Dan mampu bersaing dengan pekerja yang sudah lama.

D.    Pendidikan Sejarah
Sejarah selalu memiliki use value bagi kehidupan manusia, setidaknya memilik fungsi edukatif, inspiratif, instruktif, dan rekreatif. Sejarah juga bermakna sebagai philosophy teaching by example, didactic history, cahaya kebenaran, saksi waktu, guru kehidupan (historia magistra vitae) maupun prima esse historiae legem ne quid falsi dicere audeat, ne quid very non audeat (hukum pertama dalam sejarah ialah takut mangatakan kebohongan, hukum berikutnya tidak takut mengatakan kebenaran). Namun sebagai kulminasi studi sejarah adalah kesadaran sejarah. Melalui pengembangan kesadaran sejarah tersebut mampu berperan sebagai orientasi intelektual yang bersifat kritis dan kreatif, mawas diri, serta introspeksi yang tiada henti.
Mengenai peran dan kedudukan sejarah, terdapat tiga peranan yang dimainkan, yaitu:
  1. Sejarah sebagai peristiwa, merupakan sejarah sebagai sebuah kenyataan (sejarah serba obyektif), karena didukung oleh evidensi-evidensi yang menguatkan baik berupa witness yang dijadikan historical sources, relics atau remains, serta record.
  2. Sejarah sebagai cerita, merupakan hasil rekontruksi sejarawan berdasarkan fakta-fakta dan penafsiran subjek/sejarawan terhadap peristiwa (sejarah serba subjektif).
  3. Sejarah sebagai ilmu, karena sejarah juga memiliki the body of knowledge, metodologi yang spesifik.

E.     Pendidikan Geografi
Secara keilmuan geografi mempunyai sejarah yang panjang, definisi, fungsi dan perannya terus berkembang seiring dengan kebutuhan dan tuntutan pada jamannya. Aliran logografi menjadi begitu penting di saat awal penjelajahan permukaan bumi, namun kemudian analisis keruangan, mencari pembuktian empiris persamaan dan perbedaan permukaan bumi menjadi dominan sampai saat ini. Paradigma nomotetik dan ideografik berjalan bersamaan sesuai  dengan kebutuhan. Lokasi, tempat, relasi, gerakan dan regionalisasi konsep yang banyak digunakan dalam menganalisis permukaan bumi, dengan mempergunakan pendekatan keruangan, wilayah dan lingkungan.
Ada empat alasan mengapa perlu mempelajari geografi:
·         Alasan eksistensi manusia di bumi
·         Alasan etika
·         Alasan mengembangkan intelektual
·         Alasan praktis.

F.     Pendidikan Lingkungan Hidup
Saat ini kita sedang menyaksikan suatu transisi cakrawala yang tak terbatas ke pencarian keseimbangan dalam ruang yang sempit atau bahkan yang tak terbatas. Pada intinya, dunia berada dalam masa transisi di mana bentuk social, tata cara yang berlangsung, serta nilai-nilai akan berlalu sebelum bentuk-bentuk dan metodologi baru punya waktu yang cukup untuk menggantikannya. Dalam hal ini terjadi interaksi yang rumit, di mana jalinan interaksi local tidak lagi dapat dibedakan dengan jalinan interaksi dalam skala global. Dampak dari proses ini adalah beban yang cukup berat bagi sumber daya alam dalam proporsi yang memacu pada ketergantungan dan pertentangan baru yakni eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali, terjadinya limbah, pencemaran, dan kemiskinan. Permasalahan kerusakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan, kemudian merebak secara global. Perluasan padang pasir, penggundulan hutan, erosi tanah, hujan asam dan pencemaran udara perkotaan menjadi agenda internasional. Selain itu ditambah pula dengan berlubangnya lapisan ozon, pemanasan global, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati.
Berdasarkan permasalahan di atas, pendidikan lingkungan hidup penting diberikan kepada siswa agar peserta didik mampu menjaga lingkungan sekitar sedini mungkin, sehingga dapat melestarikan lingkungan di masa sekarang dan untuk masa depan.

G.    Pendidikan Seni
Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran social dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
Tujuan pendidikan seni sejalan dengan tanggungjawab yang luas dari pendidikan secara umum. Program seni di sekolah memfasilitasi siswanya menyediakan kesempatan bagi pemenuhan dirinya melalui  pengalaman berkesenian berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dan dunianya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan senii di sekolah yang mendukung kepada berbagai aspek pembelajaran berpeluang untuk diintegrasikan dalam berbagai disiplin ilmu. Pendidikan seni memberikan kontribusi kepada pembentukan sikap pembelajaran seumur hidup, pemahaman dan penghargaan terhadap berbagai perbedaan, serta mendukung kemampuan dasar kecakapan hidup, literasi, numerasi, dan perspektif masa depan. Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan seksama berdasarkan prinsip-prinsip keadilan, melibatkan dan terpusat kepada kebutuhan siswa dengan menghargai keunikan siswa secara individu, dalam perencanaan penyelenggaraan dan penilaiannya.

H.    Pedagogik Olahraga
Pedagogic olahraga adalah sebuah disiplin ilmu keolahragaan yang berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin ilmu keolahragaan lainnya untuk melandasi semua praktek dalam bidang keolahragaan yang mengandung maksud dan tujuan untuk mendidik.
Kajian ruang lingkup pedagogic olahraga memang tidak lepas dari pemahaman kita terhadap eksistensi ilmu keolahragaan. Dari perspektif sejarah, di Indonesia, status dan pengakuan terhadap ilmu keolahragaan tergolong sangat muda baik ditinjau dari tradisi dan paradigma penelitian maupun produk riset yang dapat diandalkan untuk melandasi tataran praktis. Akademi Pendidikan Jasmani yang didirikan di Bandung pada tahun 1950, di bawah naungan Universitas Indonesia, merupakan cikal bakal dari lembaga yang mengemban misi, terutama untuk penyiapan tenaga guru yang berkualitas pendidikan tinggi di bidang pendidikan jasmani.

  

BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
      Peningkatan mutu strategi pembelajaran IPS, khususnya kualitas serta produktivitas strategi pembelajaran IPS, mencakup pemikiran konseptual, peningkatan kualitas guru, penataan proses belajar dan peran peserta didik dalam belajar, sumber daya dan sarana pendidikan, evaluasi dan rekonstruksi program mesti diarahkan pada pengembangan kualitas kemampuan belajar peserta didik. Sama halnya dengan pendidikan sains, pendidikan IPS juga memiliki pendidikan terpadu dan pendidikan terpisan. Pendidikan terpisah IPS yaitu pendidikan ekonomi, pendidikan sosiologi, pendidikan geografi, dan pendidikan sejarah.
     Proses pembelajaran dalam pendidikan bisnis harus diarahkan kepada pemanfaatan pengetahuan dan kemampuan untuk bekal hidup sasaran didik di tengah-tengah kehidupan masyarakat sehingga belajar sambil bekerja menjadikan nilai tersendiri bagi peserta didik.
     Pendidikan lingkungan hidup penting diberikan kepada siswa agar peserta didik mampu menjaga lingkungan sekitar sedini mungkin, sehingga dapat melestarikan lingkungan di masa sekarang dan untuk masa depan.
     Pendidikan seni pada hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan secara umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak menemukan pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas kesadaran social dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
      Pedagogic olahraga adalah sebuah disiplin ilmu keolahragaan yang berpotensi untuk mengintegrasikan subdisiplin ilmu keolahragaan lainnya untuk melandasi semua praktek dalam bidang keolahragaan yang mengandung maksud dan tujuan untuk mendidik.


Nama Dosen : Dirgantara Wicaksono

Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar