Pembelajaran Terpadu Model Connected
A.
Pengertian
Model Keterhubungan (Connected)
Model
Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan
konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan
sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran
terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah: “model
focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one
topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to
relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s
ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model
connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar
topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan
tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu
semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu
bidang studi.
Model
pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran
yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep
yang lain, satu keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu
tugas yang berikutnya.
Pada
pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu. Bila kita memandang konsep koneksi
ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang
sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi
prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau
materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari
menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik,
atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Model Connected adalah
model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan
satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu
keterampilan dengan keteramilan yag lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari
dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang
dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi.
B. Kelebihan Model Keterhubungan
(Connected)
Kelebihan
dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah
karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus. Secara umum proses pembelajaran
sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input,
instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input
terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang
pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru.
Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik
yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan
acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada
undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan
SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input,
lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan
sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material
(Nurrudin Hidayat, 2009:18).
Contoh:
- Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
- Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian, rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah
sebagai berikut :
1.Bagi Guru
- Guru dapat melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg digabungkan sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan tersebut.
- Guru dapat menghubungkan ide-ide dlm satu disiplin ilmu.
2. Bagi Siswa
- Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
- Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
- Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan masalah.
- Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Hadisubroto, dalam Trianto
mengemukakan keunggulan model keterhubungan (connected). Keunggulan dari model
ini adalah :
- Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
- Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh peserta didik.
- Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
- Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.
C.
Kekurangan Model
Keterhubungan (Connected)
Di samping
mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
- Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
- Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
- Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
2.
Bagi Siswa
- Bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit kesulitan dalam mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus.
- Dalam mengolah suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa kesulitan untuk memadukan topik-topik, konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu mata pelajaran, walaupun guru sudah berusaha memadukannya sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu.
D. Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model Keterhubungan
(Connected)
Model ini
digunakan
sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru
merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika
guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam
mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan
secara kolaborasi dalam pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini
dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier.
Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
Pada dasarnya
langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-tahap
pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi
dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu
bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya
dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran.
Tahap
Perencanaan :
a. menentukan tujuan pembelajaran umum
b. menentukan tujuan pembelajaran
khusus
Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a. menyampaikan konsep pendukung yang
harus dikuasai siswa (materi prasyarat)
b. menyampaikan konsep-konsep yang
hendak dikuasai oleh siswa
c. menyampaikan keterampilan proses
yang dapat dikembangkan
d. menyampaikan alat dan bahan yang akan
digunakan / dibutuhkan
e. menyampaikan pertanyaan kunci
Tahap
Pelaksanaan, meliputi :
a. pengelolaan kelas; dengan membagi
kelas kedalam beberapa kelompok
b. kegiatan proses
c. kegiatan pencatatan data
d. diskusi secara klasikal
Evaluasi,
meliputi :
evaluasi proses , berupa :
- ·ketepatan hasil pengamatan
- ·ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
- ·ketepatan siswa saat menganalisis data
evaluasi
produk :
- ·penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
- · evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap penggunaan alat ukur.
Contoh
Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD
Implementasi
pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra
Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar.Di dalam pembelajaran bahasa dan
sastra secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi
aspek mendengarkan,
aspek berbicara, aspek membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada
pembelajaran apresiasi sastra. Berikut contoh pembelajaran dengan menggunakan
model keterhubungan.
Nama Dosen: Dirgantrara Wicaksono
Mata Kuliah: Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
(y)
BalasHapusselmat malam saya minta daftar pusakanya materi tentang connetcted
BalasHapusGood
BalasHapus